Minggu, 6 September 2009 | 11:18 WIB
BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com – Rasio angka penemuan uang palsu (upal) di Provinsi Lampung meningkat dari tiga bulan (triwulan) I ke triwulan II tahun 2009, yakni dari 0,0011 persen menjadi 0,0042 persen.
Pimpinan Kantor Bank Indonesia Bandarlampung, Mokhammad Dakhlan, melalui Manajer Humasnya, Tb. Zubier Ramadhan, mengatakan di Bandarlampung, Minggu (6/9), sesuai dengan angka Kajian Ekonomi Regional Provinsi Lampung 2009, rasio uang palsu terhadap aliran uang masuk mengalami peningkatan.
“Pada triwulan II tahun 2009, rasio uang palsu terhadap aliran uang masuk mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I-2009,” katanya.
Zubier menjelaskan, rasio ini meningkat dari 0,0011 persen menjadi 0,0042 persen di triwulan II-2009. Penemuan dan pelaporan uang palsu biasanya meningkat pada periode penggunaan uang kartal yang tinggi.
Pada triwulan II-2009 meningkatnya penemuan diperkirakan sebagai dampak maraknya perputaran uang, antara lain untuk membiayai kegiatan Pemilu.
Menurut Zubier Ramadhan, temuan uang palsu di Lampung itu didominasi pecahan dengan nominal Rp 100.000 dan Rp 50.000.
Jumlah temuan uang palsu pada triwulan II-2009 ini berturut-turut terdiri atas, pecahan Rp 100.000 sebanyak 57,9 persen dari total bilyet uang palsu.
Kemudian percahan Rp 50.000 sebanyak 41,4 persen, pecahan Rp 20.000 sebanyak 0,4 persen, lalu pecahan Rp 10.000 sebanyak 0,2 persen, dan pecahan Rp 5.000 sebanyak 0,1 persen dari total bilyet uang palsu.
Dalam mencegah terus beredarnya uang palsu itu, BI turut aktif melakukan kegiatan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada masyarakat luas, baik dalam bentuk penyebaran leaflet, sosialisasi melalui seminar, dan pemasangan pamflet.
Selama triwulan II-2009, BI telah enam kali melakukan sosialisasi keaslian uang rupiah melalui forum pertemuan, yang diikuti aparat berbagai instansi di Lampung, masyarakat umum, pelajar dan mahasiswa.
September 6th, 2009 at 2:12 PM
Yang jadi sasaran masyarakat kecil mudah-mudahan pengedarnya cepat sadar.
http://iklanbaris-gratis.org
Oktober 25th, 2009 at 8:49 AM
Saya Yenny, salah satu pegawai bank swasta di indonesia.
Sudah bagus dari pihak BI sering menyelenggarankan vorum pengenalan uang palsu agar masyarakat tahu. Tapi masyarakat di kabupaten masih kurang akan pemahaman tentang uang palsu dan perlakuannya bagaimana jika kita pihak bank menemukan uang palsu? trimakasi…